TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya. KeluaRan 33:11
Dikasihi oleh Allah yang Mulia
Musa meminta kepada Allah: “Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku” (Keluaran 33:18).
“Tunjukkan terang-Mu,” doa Musa. “Tunjukkan otot-otot-Mu. Biarkan aku melihat huruf S di dada-Mu. Kehebatan-Mu. Penampilan- Mu yang agung. Lupakan uang dan kekuasaan. Lewati saja masa muda. Aku dapat hidup dengan tubuh yang tua, tetapi aku tidak dapat hidup tanpa-Mu. Aku ingin lebih dekat dengan Allah. Aku ingin melihat lebih banyak kemuliaan-Mu.”
Mengapa Musa ingin melihat kebesaran Allah?
Ajukan pertanyaan yang sama kepada diri Anda. Mengapa Anda menatap matahari terbenam dan melamun menatap langit malam di musim panas? Mengapa Anda mencari pelangi di tengah awan atau memandangi Grand Canyon? Mengapa Anda membiarkan ombak Pasific mempesona Anda dan Niagara memukau Anda? Bagaimana kita menjelaskan kekaguman kita terhadap pemandangan itu?
Keindahan? Ya. Tetapi bukankah keindahan itu menunjuk kepada keindahan-Nya? Bukankah kebesaran lautan menunjukkan kebesaran Sang Pencipta? Bukankah bunyi burung bangau dan ikan paus beluga yang bermigrasi menunjukkan kecerdasan yang luar biasa? Dan bukankah itu yang kita inginkan? Pencipta yang indah? Pencipta yang agung? Allah yang mahakuasa sehingga Ia dapat mengutus burung-burung dan memerintah ikan-ikan?
“Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku, Tuhan,” kata Musa memohon.
Kita sudah melewati batas ketika mengajukan permintaan itu. Bila keinginan kita yang terdalam bukanlah berkat Allah atau pertolongan Allah, melainkan Allah sendiri, kita sudah menyeberangi batas. Tidak lagi berfokus kepada diri sendiri, dan lebih berfokus kepada Allah. Saya menjadi semakin kecil dan Ia semakin besar.