Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. 2 timotius 1:7
Gantikan Ketakutan dengan Iman
Ketakutan tidak pernah menuliskan satu simfoni atau puisi, menegosiasikan perjanjian perdamaian, atau menyembuhkan penyakit. Ketakutan tidak pernah menarik keluar satu keluarga dari kemiskinan atau satu negara dari kefanatikan. Ketakutan tidak pernah menyelamatkan pernikahan atau bisnis. Keberanianlah yang melakukannya. Imanlah yang melakukannya. Orang yang menolak ketakutan merekalah yang melakukannya.
Untuk jelasnya, perasaan takut mempunyai fungsi yang sehat. Seperti burung kenari di tambang batubara, memberikan peringatan akan bahaya. Perasaan takut dapat mencegah seorang anak berlari menyeberangi jalan yang ramai atau mencegah orang dewasa dari mengisap sebungkus rokok. Perasaan takut adalah reaksi yang wajar bila melihat gedung terbakar atau anjing yang menyalak keras. Perasaan takut itu sendiri bukan dosa, tetapi dapat membawa kepada dosa.
Bila kita mengobati ketakutan dengan meluapkan kemarahan, bermabuk-mabukan, menarik diri dengan cemberut, menyiksa diri, atau mengekang orang lain, kita tidak menyertakan Allah dalam mencari penyelesaian dan memperburuk masalah. Kita menundukkan diri kepada ketakutan, membiarkan kekhawatiran menguasai dan mengatur hidup kita. Kekhawatiran menyedot sukacita. Ketakutan melumpuhkan hari kita. Perasaan tidak aman yang terus-menerus dapat membuat kita tidak berdaya. Ketakutan bukan berasal dari Allah. “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan” (2 Timotius 1:7).
Ketakutan mungkin memenuhi dunia kita, tetapi tidak harus me- menuhi hati kita. Ketakutan akan selalu mengetuk pintu. Tetapi jangan mengajak dia masuk untuk makan malam, dan jangan menyiapkan kamar untuk dia menginap.