Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah. Yohanes 6:29
Jalan Menuju Allah
Beberapa ahli sejarah menyejajarkan Kristus dengan Musa, Muhammad, Kong Hu Cu, dan para pemimpin rohani lainnya. Tetapi Yesus menolak berbagi tempat. Ia menyatakan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). Ia dapat saja mendapat nilai lebih dalam politik seandainya berkata, “Aku mengetahui jalan kebenaran,” atau “Aku dapat menunjukkan jalan kebenaran.” Namun Ia tidak berbicara tentang apa yang dilakukan-Nya, melainkan tentang siapa diri-Nya: Akulah jalan. Para pengikut-Nya tidak berusaha memperhalus atau mengalihkan sorotannya. Petrus menyatakan: “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah Para Rasul 4:12). Semua jalan membawa ke surga, bukan? Tetapi apakah benar begitu? Kalimat itu membuat acara bincang- bincang menjadi menarik, tetapi apakah itu akurat? Mungkinkah semua pendekatan terhadap Allah itu benar? Bagaimana semua agama dapat membawa kepada Allah padahal sangat berbeda? Dalam perkara yang lain kita tidak dapat menoleransi hal yang tidak logis semacam itu. Tidak setiap jalan membawa kepada Allah. Yesus menyatakan tidak berlaku setiap jalan untuk menyelamatkan diri sendiri. Ia menutup jalan keselamatan melalui usaha manusia. Kristus datang, bukan untuk orang yang kuat, melainkan untuk orang yang lemah; bukan untuk orang yang benar, melainkan untuk orang berdosa. Kita memasuki jalan-Nya dengan mengakui kebutuhan kita, bukan dengan perbuatan kita. Ia menawarkan undangan.