BERTERIMAKASIHLAH KEPADAKU UNTUK KELEMAHANMU. Lebih baik lagi, bermegahlah atas kelemahanmu. Bermegah bisa menjadi baik atau buruk, tergantung pada obyek yang dimegahkan.
Orang-orang yang menyombongkan diri tentang hikmat, kekuatan, dan kekayaan mereka adalah orang-orang yang kurang ajar kepada-Ku. Daud ada di jalan yang benar ketika ia menulis tentang jiwanya bermegah di dalam Tuhan. Aku ingin kau mengekspresikan kebanggaan di dalam-Ku, sama seperti anak dari seorang ayah yang baik suka membanggakan tentang ayahnya yang besar dan kuat. Orang-orang yang sangat sadar tentang kelemahan mereka akan kurang tergoda untuk memegahkan diri mereka. Namun, mereka lebih rentan pada godaan lain: berkubang dalam mengasihani diri dan mengeluh. Jadi, penting bagi orang-orang lemah untuk bermegah di dalam Aku—bersukacita di dalam siapa Aku.
Anak-anak cenderung merasa baik tentang diri mereka sendiri ketika mereka sedang membanggakan tentang ayah-ayah mereka. Demikian pula, kau dapat merasa senang ketika kau membanggakan tentang Aku: dengan bangga memberitakan perbuatan-perbuatan besar-Ku! Kesadaran akan kelemahanmu telah memperdalam ketergantunganmu kepada-Ku dan membantumu mengenal Aku lebih lagi. Jadi, kau dapat bersukacita tentang penderitaan-penderitaan yang telah memberkati hubunganmu dengan-Ku. Ketika kau bersukacita dalam kelemahanmu, kau membuka dirimu kepada kuasa-Ku. Izinkan Kuasa ini turun ke atasmu, menunjukkan kesukaan-Ku di dalammu.
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. 2 Korintus 12:9