Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. matius 5:7
Kita Memilih untuk Mengampuni
Pengampunan pada intinya adalah memilih melihat orang yang menyakiti Anda dari sudut pandang yang berbeda. Ketika beberapa misionaris Moravia memberitakan Injil kepada orang-orang Eskimo, para misionaris itu bergumul untuk menemukan kata pengampunan dalam bahasa Eskimo. Akhirnya mereka sampai pada 24 huruf yang sulit diucapkan ini: issumagijoujungnainermik. Sekumpulan huruf yang luar biasa ini secara harfiah berarti “tidak dapat memikirkannya lagi.” Mengampuni berarti bergerak maju, tidak memikirkan sakit hati itu lagi. Anda tidak melupakannya, tetapi juga tidak mengingat-ingatnya. Anda hanya melewati pikiran tentang hal itu melalui sudut pandang surga. Anda melihat musuh Anda sebagai anak Allah dan pembalasan sebagai tugas Allah. Bagaimana mungkin kita yang menerima pengampunan dari Allah berani menolak mengampuni orang lain?
Beranikah kita meminta kasih karunia dari Allah padahal kita sendiri tidak mau memberikannya kepada orang lain? Ini adalah perkara besar di dalam Alkitab. Yesus bersikap keras kepada orang berdosa yang tidak mau mengampuni orang berdosa lainnya. Ingatkah kisah tentang hamba yang baru saja dibebaskan dari utang berjuta-juta tetapi tidak mau menghapuskan utang temannya yang hanya beberapa puluh ribu saja? Ia membuat Allah murka: “Hai hamba yang jahat, seluruh utangmu telah kuhapus- kan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” (Matius 18:32-33).
Pendeknya, kita mengampuni karena kita sendiri sudah diampuni.