Menjaga Pintu Gerbang
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh. 1 Petrus 5:8-9
Anda harus mengakui, beberapa dari hati kita seperti rongsokan. Membiarkan orang-orang urakan mengetuk di pintu, dan kita mem- bukanya lebar-lebar. Kemarahan menampakkan diri, dan kita, dan kita membiarkan dia masuk. Pembalasan dendam membutuhkan sebuah tempat untuk tinggal, jadi kita membiarkan dia duduk di dalam. Mengasihani diri ingin mengadakan sebuah pesta, jadi kita menun- jukkan dapurnya kepada dia. Hawa nafsu membunyikan bel, dan kita mengganti seprai tempat tidur. Tidakkah kita tahu bagaimana mengatakan tidak? Kebanyakan orang tidak. Bagi sebagian besar dari kita, manajemen pikiran tidak terpikirkan oleh kita. Kita banyak berpikir tentang mengatur waktu, mengatur beban, mengurus pegawai, bahkan menjaga kulit kepala. Tetapi bagaimana dengan manajemen pikiran? Tidakkah kita seharusnya sama pedulinya tentang mengatur pikiran seperti kita mengatur yang lainnya? Yesus melakukan itu. Seperti seorang tentara yang terlatih di pintu gerbang sebuah kota, Ia berdiri mengawasi pikiran-Nya. Ia menjaga pintu gerbang hati-Nya dengan kuat….
Jika Ia melakukannya, tidakkah seharusnya kita juga….?