Dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita … eFesus 5:2
Orang-orang yang Suka Memberi Tumpangan
Apakah hanya perasaan saya saja, ataukah memang hubungan antar manusia menjadi semakin renggang? Dulu setiap kegiatan melibatkan percakapan dengan orang lain. Ketika mereparasi mobil, Anda me- nyapa montirnya. Ketika menabung di bank, Anda mengobrol dengan kasirnya tentang cuaca. Ketika membeli kado, Anda berbicara dengan pramuniaganya. Tetapi sekarang tidak lagi. Anda dapat mengisi bensin dengan kartu kredit, menabung secara online, dan memesan kado lewat Internet. Anda dapat berbisnis seharian tanpa pernah ber- cakap-cakap dengan orang lain. Anda boleh menyebut ini zaman serba-cepat, efisien, tetapi bukan zaman yang ramah. Sebenarnya ini zaman isolasi. Kita memakai penutup telinga ketika berolahraga. Kita berkomunikasi lewat e-mail dan sms. Kita masuk dan keluar rumah dengan garasi dan gerbang yang dilengkapi mesin otomatis. Mantera kita adalah: “Saya tidak mengganggumu, kamu juga jangan mengganggu saya.”
Namun Allah ingin umat-Nya berbeda. Biarkan semua orang lain hidup dengan komputer dan keyboard. Anak-anak Allah harus men- jadi orang yang suka memberi tumpangan. Lama sebelum gereja mempunyai mimbar dan tempat baptisan, gereja mempunyai dapur dan meja makan. “Mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati” (Kisah Para Rasul 2:46).Tidak heran bila penatua haruslah orang yang “suka memberi tumpangan” (1 Timotius 3:2). Tempat berkumpul utama jemaat adalah rumah masing-masing …