Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku. luKas 24:39
Tidak Takut Mati
Lebih dari lima ratus saksi mata melihat Kristus yang dibangkitkan.
Mereka melihat-Nya secara jasmani. Mereka melihat-Nya berdasarkan bukti nyata. Mereka tidak melihat hantu atau mengalami perasaan sentimentil. Pada upacara pemakaman sering terdengar ucapan: “Ia hidup selama-lamanya di hati saya.” Para pengikut Yesus tidak mengatakan itu. Mereka melihat Yesus “dengan tubuh jasmani.”
Ketika Ia menampakkan diri kepada murid-murid, Ia meyakinkan mereka, “Aku sendirilah ini” (Lukas 24:39). Murid-murid dalam perjalanan ke Emaus tidak melihat sesuatu yang luar biasa pada tubuh-Nya. Kaki-Nya menyentuh tanah. Tangan-Nya memegang roti. Mereka pikir Ia sesama peziarah sampai “terbukalah mata mereka” (ayat 31). Maria melihat Yesus di taman dan memanggil-Nya “Tuan” (Yohanes 20:15). Murid-murid melihat Yesus sedang memasak ikan di pantai. Kristus yang dibangkitkan melakukan perbuatan jasmani dengan tubuh jasmani. “Aku bukan hantu,” kata-Nya (lihat Lukas 24:39). “Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku” (ayat 39).
Yesus mengalami kebangkitan jasmani yang nyata. Nah, karena Ia mengalaminya, kita juga akan mengalaminya! “Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya” (1 Korintus 15:23).
Kematian tidak perlu ditakutkan lagi. Saat terakhir Anda bukan saat terburuk Anda. Lima ratus orang saksi meninggalkan kesaksian yang masih bergema: kematian itu tidak menakutkan.
Karena itu, marilah kita menghadapi kematian dengan iman.