Roti Hidup

Kristus tidak berdosa, tetapi Allah membuat Dia menanggung dosa kita, supaya kita berbaik kembali dengan Allah karena bersatu dengan Kristus. 2 KoRintus 5:21, bis

Roti Hidup

Maukah Anda mempertimbangkan tawaran Yesus? “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi” (Yohanes 6:35).

Proses dari gandum menjadi roti tidak mudah. Benih harus ditabur dulu sebelum dapat bertumbuh. Ketika bulir-bulir itu matang, harus dipotong dan digiling menjadi tepung. Sebelum dapat menjadi roti, adonannya harus dipanggang dulu di oven. Roti adalah hasil akhir dari penanaman, penuaian, dan pemanasan.

Yesus menanggung proses serupa. Ia dilahirkan ke dunia ini. Ia di- hancurkan, disakiti, dan diremukkan di Golgota. Ia menanggung api murka Allah demi kita. Ia “menderita karena dosa-dosa orang lain, Dia Yang Benar mati untuk orang-orang yang tidak benar. Ia melalui itu semua—dibunuh dan kemudian dibangkitkan—untuk membawa kita kepada Allah” (1 Petrus 3:18, The Message).

Roti Hidup? Itulah Yesus. Tetapi roti yang masih dibungkus tidak ada gunanya. Apakah Anda sudah memakan roti itu? Apakah Anda sudah menerima pengampunan Allah?

Sebenarnya kita tidak pantas menerima pemberian dari Allah. Namun Ia telah mencurahkan kasih karunia-Nya. Kasih itu tidak berkesudahan. Tidak ada batasnya. Kasih itu menguatkan kita dan memampukan kita untuk menjalani hidup selanjutnya. Allah mem- berikan kesempatan kedua, seperti dapur umum yang memberikan makanan kepada setiap orang yang meminta.

Dan itu termasuk Anda. Pastikan Anda memakan roti itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Main Menu