SIKAP
SEDAPAT-DAPATNYA, KALAU HAL ITU BERGANTUNG PADAMU, HIDUPLAH DALAM PERDAMAIAN DENGAN SEMUA ORANG. Kebanyakan orang lebih suka hidup damai dengan orang lain, tapi ketika ada konflik, banyak orang menunggu untuk orang lain itu minta maaf terlebih dahulu. Masalah-masalah pasti muncul ketika kedua belah pihak menunggu untuk orang lainnya itu yang mengambil langkah pertama. Itulah sebabnya Rasul Paulus menginstruksikan setiap orang yang tersinggung untuk bergerak terlebih dahulu. Bahkan jika salah satunya mengikuti pengajaran ini, ada harapan untuk memulihkan hubungan itu. Pengajaran Paulus mencerminkan pengajaran-Ku: Berdamai dengan seorang saudara/i yang tersinggung seharusnya dilakukan sebelum mempersembahkan persembahan di atas mezbah. Dengan kata lain, memulihkan perdamaian dalam hubunganmu—kalau hal itu bergantung padamu—adalah prasyarat untuk berpartisipasi dalam penyembahan. Perintah Paulus termasuk sebuah frasa penting: Sedapat-dapatnya. Kau mungkin saja melakukan semua hal yang benar tanpa mencapai rekonsiliasi. Dalam kasus itu, kau bebas—untuk hidup, mengasihi dan menyembah dengan hati nurani yang bersih. Untuk hidup dalam perdamaian dengan semua orang, kau perlu mengendalikan tidak hanya apa yang kau katakan dan lakukan, tapi juga apa yang kau pikirkan. Adalah lazim untuk menganggap bahwa pemikiran-pemikiranmu tentang orang lain tidak berarti banyak, selama kau menyimpannya sendiri. Namun, Aku sepenuhnya mengetahui semua pemikiranmu. Ketika kau berkubang dalam pemikiran negatif tentang seseorang, hubunganmu dengan orang itu menjadi rusak. Pemikiran- pemikiran yang menyakitkan itu juga memengaruhi hubunganmu dengan-Ku, dan mereka mungkin memiliki efek yang menekan pada
dirimu. Obatnya ada dalam berpaling kepada-Ku dan mencari peng- ampunan-Ku. Kemudian, mintalah Roh Kudus untuk mengendalikan pikiranmu dan membantumu memikirkan pemikiran-Ku. Inilah jalan kepada hidup dan damai sejahtera.
Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Roma 12:18