Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. 1 Yohanes 4:19
Dikasihi dengan Kasih yang Kekal
Allah mengasihi Anda dengan kasih yang kekal. Inggris melihat sekilas kasih yang demikian pada tahun 1878. Putri kedua Ratu Victoria adalah Putri Alice. Anak laki-laki Putri Alice terinfeksi penyakit mengerikan yang disebut dipteri ganas. Para dokter menempatkan anak itu di karantina dan melarang ibunya mendekatinya.
Tetapi ibunya tak tahan. Pada suatu hari ia tak sengaja mendengar anak itu berbisik kepada perawat, “Mengapa mama tak mencium saya lagi?” Kata-kata itu menyayat hatinya. Ia berlari mendatangi anaknya dan menciuminya. Beberapa hari kemudian Putri Alice dimakamkan.
Apa yang mendorong seorang ibu melakukan hal itu? Apa yang mendorong Allah melakukan sesuatu yang bahkan lebih besar daripada itu? Kasih. Perbuatan terbesar yang dilakukan Allah dapat ditelusuri sampai kepada sifat Allah yang terbesar, yakni kasih-Nya. Betapa agungnya kasih itu. Kasih itu “melampaui segala pengeta- huan” (Efesus 3:19).
Tetapi walaupun kita tidak dapat mengukurnya, saya mendesak Anda untuk memercayainya. Beberapa orang di antara kita sangat mendambakan kasih seperti itu. Orang-orang yang seharusnya mengasihi Anda, tidak melakukannya. Orang-orang yang dapat mengasihi Anda, tidak melakukannya. Anda sendirian di rumah sakit. Sendirian di depan altar pernikahan. Sendirian di tempat tidur. Sendirian menanggung sakit hati. Sendirian bertanya-tanya, “Apakah ada orang yang mengasihi saya?”
Dengarkanlah jawaban dari surga. Sementara Anda merenungkan Dia yang dipaku di kayu salib, dengarkan Allah meyakinkan Anda, “Aku mengasihi-Mu.”