Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam. YesaYa 6:3
Dikasihi Oleh Allah yang Kekal
“Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Allah, dan apa yang dapat kamu anggap serupa dengan Dia?” (Yesaya 40:18). Jadi dengan siapa? “Dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa” (Kisah Para Rasul 17:25). Anda dan saya memulai hari-hari kita dengan kebutuhan. Sebenarnya, kebutuhan dasarlah yang mendorong kita untuk turun dari tempat tidur. Bukan Allah. Allah tidak diciptakan dan tidak kekurangan apa pun, Ia tidak bergantung pada apa pun dan kepada siapapun. Ia tidak pernah tidur atau bernapas. Ia tidak membutuhkan makanan, nasihat, atau dokter. “Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri” (Yohanes 5:26). Kehidupan bagi Allah sama seperti kebasahan bagi air dan udara bagi angin. Ia bukan hanya hidup, melainkan Ia sendirilah kehidupan itu. Karena itu, Ia selalu seperti itu. “Sebelum gunung-gunung di- ciptakan, sebelum bumi dan dunia Kaubentuk, Engkaulah Allah yang kekal, tanpa awal tanpa akhir” (Mazmur 90:2, BIS). Allah tidak berawal dan tidak akan berakhir. Keberadaan-Nya kekal, selamanya. “Jumlah tahun-Nya tidak dapat diselidiki” (Ayub 36:26). Sekalipun demikian, mari kita mencoba menyelidikinya. Biarlah setiap butiran pasir, dari Sahara sampai South Beach, mewakili miliaran tahun keberadaan Allah. Dengan penyedot udara raksasa, yang menyedot seluruh butiran pasir itu dan menumpuknya menjadi gunung, hitunglah berapa banyak jumlahnya. Kalikan jumlahnya dengan satu miliar dan dengarkan peringatan Allah: “Itu semua belum apa-apa dibandingkan dengan keberadaan-Ku.”Ia adalah “Allah yang abadi” (Roma 16:26) … Ia sudah ada sebelum apa pun yang lain jadi. Ketika malaikat pertama mengangkat sayapnya untuk pertama kali, Allah sudah ada di sana.