Kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia. 2 KoRintus 5:16
Menggolong-golongkan atau Mengasihi?
Menggolong-golongkan orang lain menciptakan jarak dan mengha- langi pergaulan. Yesus mempunyai pendekatan yang berbeda. Ia merangkul setiap orang, tidak menolak mereka. “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita” (Yohanes 1:14). Yesus menyentuh orang kusta dan mengasihi orang asing, melewatkan banyak waktu bersama orang- orang yang suka berpesta sehingga Ia disebut “pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa” (Matius 11:19). Rasisme tidak membuat-Nya menghindari perempuan Samaria; setan-setan tidak dapat menghalangi-Nya menolong orang-orang yang kerasukan. Halaman Facebook-Nya termasuk nama-nama seperti Zakheus, Matius, dan beberapa pelacur yang dijumpai-Nya di rumah Simon. Yesus menghabiskan 33 tahun berjalan di tengah dunia yang kacau ini. “Walaupun dalam rupa Allah, [Yesus] tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia” (Filipi 2:6-7)…. Allah ingin kita mengubah cara kita melihat orang lain. Bukan me- lihat mereka sebagai orang Yahudi atau bukan-Yahudi, orang dalam atau orang luar, liberal atau konservatif. Jangan membeda-bedakan mereka. Mencap mereka ini dan itu sama saja dengan memfitnah. “Kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia” (2 Korintus 5:16).
Mari memandang orang lain dengan cara yang berbeda; pandanglah mereka seperti kita memandang diri kita sendiri. Mungkin mereka ada kekurangan, dan tentu saja mereka bukan manusia yang sempurna.