Orangtua yang Berdoa

Curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan, angkatlah tanganmu kepada-Nya demi hidup anak-anakmu. Ratapan 2:19

Orangtua yang Berdoa

Orangtua, kita dapat melakukan ini. Kita dapat menjadi penasihat yang setia, pendoa syafaat yang pantang menyerah. Kita dapat membawa ketakutan kita sebagai orangtua kepada Kristus. Tetapi bila tidak, kita akan melampiaskannya kepada anak-anak kita. Ketakutan mengubah sebagian orangtua menjadi sipir penjara kecurigaan berlebihan yang memonitor setiap menit, memeriksa latar belakang setiap teman. Mereka menghambat pertumbuhan dan menunjukkan ketidakperca- yaan. Keluarga seperti itu akan membuat anak merasa terkekang.

Di sisi lain, ketakutan juga dapat menciptakan orangtua yang serba membolehkan. Karena takut anak mereka akan terlalu terkekang atau terkurung, mereka merendahkan setiap batasan. Serba membolehkan tanpa mendisiplin. Mereka tidak menyadari bahwa disiplin yang baik adalah ungkapan dari kasih. Orangtua yang serba membolehkan. Orangtua dengan ketakutan yang berlebihan. Itulah dua ekstrim yang harus dihindari. Bagaimana caranya? Dengan berdoa.

Doa adalah piring tempat ketakutan orangtua didinginkan. Yesus tidak banyak berbicara tentang peran sebagai orangtua, tidak banyak berkomentar tentang memukul, menyusui, perselisihan antara saudara kandung, atau tentang sekolah. Namun tindakan-tindakan-Nya banyak berbicara tentang doa. Setiap kali orangtua berdoa, Kristus menanggapi. Pesan utama-Nya kepada para ibu dan ayah? Bawalah anak-anakmu kepada-Ku. Besarkan mereka di rumah doa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Main Menu