Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah! Kisah paRa Rasul 3:6
Pekerjaan di Dalam Nama Allah
Sebuah pintu gerbang yang disebut Gerbang Indah. Laki-laki itu bukan siapa-siapa.
Ia tidak dapat berjalan dan harus menyeret dirinya dengan lututnya. Ia melewati hari-harinya di antara para pengemis asli ataupun pura-pura yang mengharapkan uang recehan dari orang-orang yang beribadah di Bait Allah Salomo.
Petrus dan Yohanes juga hendak beribadah di sana.
Laki-laki itu melihat kedua rasul itu dan mulai berseru meminta uang. Kedua rasul itu tidak mempunyai apa-apa yang dapat diberikan, namun mereka berhenti juga. “Mereka menatap dia dan Petrus berkata: ‘Lihatlah kepada kami’” (Kisah Para Rasul 3:4).
Kemudian Petrus berkata, “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” (ayat 6).
Tangan nelayan yang tebal berisi itu memegang tangan pengemis yang lemah dan kurus itu. Bayangkan Sistine Chapel dan tangan Allah yang tinggi. Yang satu dari atas, yang lain dari bawah. Tangan yang memberi pertolongan dari Allah. Petrus membantu orang itu berdiri. Orang lumpuh itu bergoyang-goyang seperti anak sapi yang baru lahir mencoba menjaga keseimbangan. Orang itu seperti akan jatuh, tetapi tidak. Ia berdiri. Dan ketika berdiri, ia mulai berteriak, sehingga para pejalan kaki mulai berhenti. Mereka melihat orang yang tadinya lumpuh itu sekarang melompat-lompat.
Pandangan tulus orang itu membuka pembicaraan tentang kekekalan. Pekerjaan yang dilakukan dalam nama Allah tak terlupakan seumur hidup kita. Jadilah seperti kedua rasul yang berhenti di depan pintu gerbang itu. Lihatlah orang-orang yang terluka sampai kita dapat turut merasakan penderitaan mereka. Jangan buru-buru berlalu, berpaling, atau mengalihkan pandangan. Jangan berpura-pura tidak melihat atau mengabaikan mereka. Tataplah wajah mereka.