Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; TUHAN itu pengasih dan penyayang. mazmuR 111:4
Berita Kita
“Sebab aku mempunyai kewajiban terhadap segala bangsa” (Roma 1:14, BIS).
Ia mempunyai sesuatu untuk mereka—satu berita. Ia sudah dipercaya sebagai kurir titipan kilat yang membawa berita dari surga, yakni Injil. Tidak ada yang lebih berarti bagi Paulus selain dari berita Injil. “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil,” tulisnya selanjutnya, “karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya” (ayat 16).
Apa yang dipikirkan orang tentang kita tidaklah penting. Yang penting adalah apa yang mereka pikirkan tentang Allah.
Allah tidak membutuhkan Anda dan saya untuk melakukan peker- jaan-Nya. Kita menjadi utusan-Nya, duta-Nya, karena kebaikan-Nya, bukan karena kepintaran kita.
Dan kepada kita dipercayakan berita Injil bukan untuk mencari pujian, melainkan justru untuk menolak pujian. Karena berita yang kita bawa adalah tentang Orang lain, bukan tentang kita.
Seorang imam di sebuah desa di Eropa pada abad pertengahan pernah mengadakan satu kebaktian khusus di gerejanya. “Datanglah malam ini,” katanya kepada para penduduk, “untuk mendengarkan khotbah istimewa tentang Yesus.” Dan mereka datang. Namun yang membuat mereka heran, tidak ada lilin yang dinyalakan di ruangan itu. Mereka berjalan ke tempat duduk dengan meraba-raba. Imam itu tidak kelihatan batang-hidungnya. Tetapi tak lama kemudian terdengar langkah kakinya berjalan ke bagian depan gereja. Ketika sampai di salib yang tergantung di dinding, ia menyalakan lilin. Tanpa mengatakan apa-apa, ia menerangi kaki Kristus yang ditikam, kemudian bagian perut-Nya, dan satu tangan-Nya, lalu tangan lain- Nya. Dengan mengangkat lilin, ia menerangi wajah yang berlumuran darah dan mahkota duri di kepala-Nya. Kemudian ia meniup lilin itu dan menyatakan bahwa kebaktian selesai.
Biarlah kita tidak melakukan lebih daripada itu.
Biarlah kita tidak melakukan kurang daripada itu.
